WASPADA ONLINE
KUALA LUMPUR - Malaysia meminta Thailand dan Indonesia mengontrol harga karet dunia dan mempertahankan produksi seiring kenaikan harga komoditas.
Deputi Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Hamzah Zainudin menyatakan, Pasar Karet Dunia, yang berpusat di Kuala Lumpur, akan bekerjasama dengan tiga produsen utama dunia dan Vietnam.
"Saat ini kami sudah berbicara tidak dalam hubungan formal tapi dengan pengertian yang sama, kami akan bertemu paling tidak dua kali dalam setahun, kami melakukannya dengan Thailand dan Indonesia," ujar dia, seperti dikutip dari AFP.
Malaysia sendiri tidak menginginkan menamakan kelompok ini sebagai kartel, tapi kami menginginkan harga stabil dan bagus bagi semua pihak. Ketika kami melihat harga karet turun, kami akan menahan (suplai karet).
Hamzah optimistis permintaan karet dunia tetap tinggi. "Saya optimistis sangat bullish dan kami mencoba menjaga harga stabil di kisaran 8-9 ringgit (US$244-275 sen) per kilogram," kata dia.
Hamzah menargetkan harga karet akan naik menjadi US$300 sen dalam lima tahun ke depan. Harga karet alam anjlok lebih dari 66 persen menjadi US$110 sen per kilogram pada Juli dan Desember 2008.
Penurunan terjadi seiring terpuruknya permintaan akibat pelemahan ekonomi global. Harga kemudian melonjak lagi menjadi US$287 sen per kilo pada Desember 2009.
Dewan Karet Malaysia (MRB) mengumumkan harga karet US$291,10 sen per kilogram. Lebih dari 93 persen karet produksi Malaysia berasal dari petani kecil yang rentan dengan fluktuasi harga.
Dengan mekanisme ini, kami dapat menjaga harga tetap tinggi sehingga petani mendapat manfaat dan industri mendapat kepastian pasokan karet, papar Direktur Jenderal MRB Salmiah Ahmad.
Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam menghasilkan 76 persen dari total produksi global. Keempat negara ini menguasai 93 persen pasar ekspor karet global.
"Namun, Ketua Dewan Karet India Sajen Peter menyatakan tidak perlu adanya pasar karet baru. Kita tidak bisa mengontrol harga, semua tergantung pada permintaan dan suplai. Jadi jika terjadi ketidakcocokan antara permintaaan dan supali, harga akan kembali normal dalam beberapa tahun ke depan," ungkap dia.
Tahun lalu, Malaysia memproduksi karet alam sebanyak 857.018 ton. Ekspor karet Malaysia tercatat 25 miliar ringgit atau 4,52 persen dari total ekspor Negeri Jiran tersebut. Sementara, India merupakan produsen karet terbesar keempat dunia.
Sumber:http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=124054:malaysia-minta-ri-a-thailand-jaga-harga-karet&catid=18:bisnis&Itemid=95
Informasi Seputar Perkebunan Karet dan Pabrik Karet Serta Pelatihan Untuk Meningkatkan Kinerja dan Produksi
Untuk Info Training, in House Training, Konsultansi, Membangun Sistem (ISPO, ISO Series, OHSAS, SMK3), Kajian, Pendampingan serta Modul untuk Perbaikan dan Peningkatan Kinerja unit di Perusahaan silahkan kirim email alamat berikut: trainingperkebunan@gmail.com
Training and Consultancy
Training
1. Manajemen Produksi Tanaman Karet
2. Kultur Teknis Karet
3.Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Karet
4. Peningkatan Kompetensi Teknis dan Manajerial Asisten dan Mandor Tanaman
5.Penerapan dan Kriteria RSPO dan ISPO
6. Sertifikasi Asisten dan Mandor Tanaman
7. Peningkatan Produksi Pabrik Karet (Crumb Rubber, RSS dan Lateks)
8. Manajemen Pemeliharaan Pabrik Karet Berdasarkan Pengendalian Biaya dan Kehandalan Mesin
9.Pengendalian dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Karet
10.Manajemen dan Teknik Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Kerusakan Aset Pabrik
11. International Financial Reporting Standards (IFRS) Perusahaan Perkebunan
12.Best Practices Internal Auditing Perusahaan Perkebunan
13.Peningkatan Kompetensi KTU dan ATU Perusahaan Perkebunan.
14.Pengendalian Biaya Perusahaan Perkebunan Karet
Training and Consultancy
1. Training and Technical Assistant for Improvement Rubber Field and Factory
2. Integrited Solution for Developing Excellence Performance of Rubber Field and Factory
3. Advanced Quality System for Rubber Plantation